Dengan berbedanya system inventaris fisik dan perpetual didalam perusahaan dagang, otomatis akan berbeda pula jurnal transaksi yang akan dipakai. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat table dibawah ini…
INVENTARIS FISIK
|
PERPETUAL
| |
PEMBELIAN TUNAI
|
Pembelian
PPN Masukan
-Kas
|
Sediaan Barang dagang
PPN Masukan
-Kas
|
PEMBELIAN KREDIT
|
Pembelian
PPN Masukan
-Hutang Dagang
|
Sediaan Barang dagang
PPN Masukan
- Hutang Dagang
|
RETUR PEMBELIAN
|
Hutang dagang
-Kas/Pembelian
|
Hutang dagang
PPN Masukan
-Kas/Sediaan Barang Dag.
|
PENJUALAN KREDIT
|
Piutang Dagang
-PPN Keluaran
-Penjualan
|
Piutang Dagang
-PPN Keluaran
-Penjualan
HPP
-Sediaan Barang Dagang |
PENJUALAN TUNAI
|
Kas
-PPN Keluaran
-Penjualan
|
Kas
-PPN Keluaran
-Penjualan
HPP
-Sediaan Barang Dagang |
RETUR PENJUALAN
|
Retur Penjualan
PPN Keluaran
-Kas/Piutang Dagang
|
Retur Penjualan
PPN Keluaran
-Kas/Piutang Dagang
Sediaan Barang Dagang
-HPP
|
Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa dalam system perpetual, setiap terjadi transaksi yang berhubungan dengan barangn dagang akan dicatat dalam akun Sediaan. Mutasi (keluar/masuk) barang tidak tampak. Untuk menghitung sediaan akhir periode, tidak perlu menghitung barang secara fisik karena saldo akun Sediaan menunjukkan informasi nilai sediaan akhir periode yang bersangkutan. Sedangkan pada system fisik, saat keluar/masuk barang tidak dicatat dalam akun Sediaan. Sehingga, pada akhir periode harus dihitung fisik barang untuk mengetahui nilai Sediaan akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar