PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR
DERAI-DERAI CEMARA
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Hamba terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
HAMPA
Sepi diluar. Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memangut,
Tak satu kuasa melepas renggut
Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung pund
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada dan menanti.
PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR
DERAI-DERAI CEMARA
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
Hamba terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
HAMPA
Sepi diluar. Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memangut,
Tak satu kuasa melepas renggut
Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung pund
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada dan menanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar